Jumat, 03 Februari 2012

Minggu itu

Sedikit saja , aku hanya memintanya untuk menatapku beberapa saat . tidak lebih . untuk beberapa saat ada dalam lingkupan tatapan tajam itu . dan untuk beberapa saat saja ada snow fall disekitar tempat ini , yang sejak sejam yang lalu terus saja menyaksikan beradunya mata kami , dan sejak sejam yang lalu juga tempat ini menertawakan Mocca yang tak sekalipun pernah kami sentuh . 

Tertawa saja , hey kedai Coffee ! aku tidak tertarik untuk beradu debat denganmu hanya garagara object yang selalu kamu tertawakan , aku tidak tertarik untuk mendengar keluhanmu tentang jenuhnya kamu menyaksikan kami berdua , aku dan laki-laki itu. Tidak ! sama sekali aku tak memperhatikanmu , dan sedetikpun tak pernah mengalihkan perhatianku darinya . 

Aku akan tetap memperhatikan nya –lakilaki itu , menatap matanya sedalam mungkin , dan mencoba berenang jauh kedasar penglihatannya , memeriksa beberapa saat apa masih ada sedikit saja tentang ‘aku’ yang tenggelam disana . atau mungkin didasar itu sudah terlalu bersih dan enggan untuk terisi hal-hal yang mungkin ‘tidak penting’ seperti aku .

Aku tahu , dia diam berarti semuanya jelas . semua tentang aku , aku , dan aku , tentu saja sudah ditata sedemikian rupa dalam bertumpuk2 kardus bekas jauh didalam rongga dadanya , tersembunyi jauh disela2 alveolusnya mungkin . dan siap dikemas untuk tersimpan selamanya disebuah ruang gelap entah dimana . aku menghela nafas , berat pasti , sakit dan untung saja dada manusia tidak tranparan yang memungkinkan Mocca didepanku tertawa terpingkal2 melihat peristiwa emosional disekitar jantung , levar dan berbelit2 alveolus disekitarnya . untung saja . terima kasih tuhan -___-

‘tell me , again ... ‘ aku menunduk berusaha menelan ludah setelah kalimat itu keluar tak tertahan diujung bibir ini

‘yess , at least sorry for all honey , i just ... i dont wanna hurt ur self ... nothing else ‘

‘thanks ...’ 

Aku berdiri , aku tahu inilah yang akan dia katakan , dan aku tahu sebelumnya dia pasti mengatakannya , harusnya minggu pagi ini aku diam saja dirumah , tidak usah tergesa2 pergi ke kedai kopi ini dan menunggu 30 menit sebelum dia datang dan dengan polos nya ‘Sorry , i just have late to wake up ...’ dan bodohnya aku masih memberinya senyuman untuknya sebelum mempersilahkan dia duduk diseberangku.

Aku menyesal telah melewatkan serial kartun favorite demi tujuan utama kedai kopi ini . aku menyesal melewatkan sarapan nasi goreng buatan mama kalau tahu toh sekarang aku menangis segukan diluar kedai ini .
Dan tentu saja , mungkin aku tidak akan menangis hebat seperti ini kalau aku tidak pernah melihat wanita itu memasuki mobil lelaki tercintaku dengan lingkaran tangan gagah di pinggulnya didepan kedai itu .  

0 komentar:

Posting Komentar

 
;