Kamis, 05 Januari 2012

Baca Saja

Cerpen #SetiawanJunior]
Kamu tidak akan pernah tahu , bagaimana saat orang membuang pandangannya ke sisi lain begitu mereka melihatmu . karena apa ? karena kamu bukan aku. Bukan perempuan.
Kamu tidak akan merasa sesakit sekarang saat mereka mengukir senyum datar menyambut mu di lingkungan mereka . karena apa ? karena kamu bukan aku. Bukan perempuan.
Kamu akan tahu , kalau saja kamu seorang perempuan. Kamu akan tahu pahitnya menelan ludah saat mendengar apa yang mereka bicarakan ternyata perlahan-lahan menurunkan se-senti demi se-senti harga dirimu.
Kamu akan tahu bagaimana rasanya itu semua , suamiku…
Kamu harusnya tahu , saat aku menahan sakit diantara pelukan seorang lelaki yang kau paksa harus kuberikan senyuman yang harusnya hanya kutunjukan untukmu, suamiku….
Kamu yang harusnya kupeluk , bukan dia, bukan mereka…
Kamu harusnya yang menciumku, mencumbuku, dan memanjaku di rumah kecil kita yang meski tidak sebesar impianku –dulu.
Harusnya kamu seperti itu sekarang, iya , seperti itu ! bukan malah hanya bermain-main dengan berbotol-botol bir menjijikan itu, bukan malah membuang dan menyelipkan uang di tubuh wanita lain, bukan malah meludahiku dan menjadikanku robot pencetak uangmu, suamiku…
Kamu tidak pernah bertanya apa mauku dan bagaimana aku ingin diperlakukan layaklnya bidadari disampingmu ? tidak. Bahkan aku nyaris tidak pernah mendengarmu berkata lebih pelan seperti dulu kamu memanjakanku sebelum ini.
Sekarang , aku ini perempuan yang hanya berstatus sbg istrimu , yang setiap malam kamu merubahku menjadi sesosok barbie jalang dan kamu pentaskan diantara sosok-sosok hitam lebam dan rakus untuk hanya sekedar menyentuk sejengkal saja rambutku.
Aku sakit. Memang sakit. Untuk sekian kalinya mencetak uang-uang harum yang nantinya akan kamu makan sendiri dengan perempuan2 kamu yang lain. Sakit . mencetak uang-uang harum yang akan membuatmu meneguk kembali berbotol-botol bir yang kamu sebut ‘surga’ itu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;