Jumat, 27 Januari 2012

Tanpa Permisi

Masih dengan Coffee Latte Panas , malam ini tepat di jam yang sama dengan waktu itu , malam ketika aku masih bisa bersandar manja disebelah kanan paru-parumu . ketika aku masih bisa memelukmu dan menyimpan tanganmu dikepalan tanganku . aku yang mencoba kembali berusaha merasakan kehangatan malam itu , yang sekarang hilang dan harus dengan susah payah aku mencari nya . tapi dimana . tidak mungkin hilang begitu saja , dibawah tumpukan baju yang lupa aku setrika , dibawah karpet yang sering aku jejali tissue bekasku menangis , atau mungkin didalam mesin cuci yang jarang aku pakai lg . dimana ? aku kesulitan mencari kenangan itu kembali . harusnya dulu aku simpan kenangan itu , persis berdekatan dengan vas bungan di kamar kita . yang mungkin akan selalu disaksikan Fote ber-frame klasikal berukuran besar saat aku mengenakan gaun Indah itu , dan tentu saja kamulah pangerannya.

Sepi , iya . dan kehilangan adalan salahsatu peristiwa paling emosional yang ku alami . mengapa tanpa pamit kamu pergi begitu saja , lalu hanya kemeja red-line yang kamu tinggalkan setelah berminggu-minggu kamu pergi . hanya itu . bukan secarik kertas pink yang mungkin akan sedikit melegakan hati walaupun kenyataannya kamu pergi begitu saja , tanpa permisi . 

Aku benci malam ini , tepat 1tahun  nya kamu –masih- pergi tanpa permisi . sekarang , sesakit apapun dan  sebenci apapun  aku mengingat setahun yg lalu . aku masih saja tetap istrimu , yang akan selalu menunggu mu didepan pintu sampai jam 2 malam , lalu pergi tidur dengan harapan besok pagi tiba2 aku memelukmu dan kembali menenggelamkan diri tepat disebelah kanan paru-parumu . dan aku akan selalu menjadi istri mu , sekalipun kamu kembali dan hanya mengucapkan pamit yang dulu belum sempat kamu ucapkan .

0 komentar:

Posting Komentar

 
;